SELF-SABOTAGE | Dan Seberapa Jauh Mereka Melahapmu


Illustration by : Avogado6_jp


Setiap orang memiliki  masa lalu yang berbeda. Mulai dari masa kanak-kanak, masa remaja, semuanya memengaruhi cara kita bertindak saat ini

Salah satu alasan utama mengapa manusia menyabotase hubungan mereka adalah ketakutan akan keintiman

Seseorang takut akan keintiman ketika mereka takut akan kedekatan emosional atau fisik dengan orang lain

Semua orang menginginkan dan membutuhkan keintiman. Namun, pada orang dengan pengalaman tertentu, keintiman mungkin terkait dengan pengalaman negatif daripada pengalaman positif, yang mengarah ke perilaku tipe "dorong-dan-tarik" yang berujung pada putusnya hubungan atau penghindaran

Ketakutan akan keintiman biasanya berasal dari hubungan orang tua yang sulit atau kasar dan trauma masa kanak – kanak

Keyakinan yang mendalam dan tertanam pada orang-orang yang takut akan keintiman adalah: "Orang yang dekat dengan saya tidak dapat dipercaya." Mereka beranggapan bahwa orang yang mencintai mereka pasti akan menyakiti mereka


Ketakutan ini muncul dalam dua jenis, yaitu : takut ditinggalkan dan takut tertelan/hanyut

1. Mereka khawatir bahwa orang yang mereka cintai akan meninggalkan mereka saat mereka berada dalam kondisi paling rentan

2. Mereka khawatir bahwa mereka akan kehilangan identitas atau kemampuan mereka untuk membuat keputusan bagi diri mereka sendiri


Sabotase ini tidak bergantung pada situasi atau dengan siapa kita berhubungan, bahkan dengan orang yang paling baik sekalipun

Kecenderungan otak untuk otomatis menjalankan rutinitas (hal-hal yang biasa kita lakukan) bisa sangat membantu dalam banyak keadaan, tetapi dengan sistem tersebut juga berakibat pada pikiran berulang yang mengikis konsep diri, perilaku, dan cara kita berinteraksi dengan orang lain

Pikiran kita lebih memilih untuk mengkonfirmasi apa yang sudah kita ketahui, sebuah fenomena yang oleh para psikolog disebut sebagai bias konfirmasi

Bias konfirmasi terjadi ketika kita memiliki praduga tentang sesuatu dan kemudian menggunakan praduga tersebut untuk membuat keputusan tentang situasi atau seseorang

Terkadang, kita bahkan tidak menyadari proses bias konfirmasi karena telah diotomatisasi oleh otak kita. Ini dapat mendorong sabotase diri, terutama ketika informasi baru benar-benar dapat menyebabkan kita melihat lebih dekat pada perilaku kita saat ini


Sumber gambar : Pinterest


Bentuk-bentuk sabotase diri secara emosional :


- Lingkup hubungan romantis :

1. Menjadi tidak tersedia atau meremehkan 

2. Mengejar hubungan yang dangkal, skala keterlibatan yang rendah, dan tidak memuaskan

3. Menjauh dari pasangan ketika segala sesuatunya menjadi terlalu rumit atau terlalu menguras emosi

4. Menyabotase atau secara langsung merusak hubungan fungsional

5. Menjadi terlalu menuntut dari pasangan untuk membuktikan perasaan dan keterlibatan mereka

6. Memberi lebih dari yang dibutuhkan dalam suatu hubungan, kemudian merasa frustrasi karena minat dan keterlibatan tidak diimbangi oleh pasangan

7. Terlalu mengontrol atau menuntut

8. Gaslighting. Gaslighting menunjukkan bahwa kamu tidak benar-benar percaya bahwa perasaan pasangan kamu valid atau nyata

9. Kamu sering meratapi kenyataan bahwa kamu sepertinya tidak pernah "berdamai" dengan siapa pun. Kamu putus dengan pasangan karena masalah sekecil apa pun, hanya untuk segera mulai berkencan dengan orang lain dan mengulangi siklusnya. Kamu tidak ingin dilihat sebagai "player" tetapi kamu tampaknya tidak dapat menemukan seseorang untuk bisa berkomitmen

10. Kamu selalu khawatir jika pasanganmu selingkuh. Kamu menuntut kontrol atas setiap aspek kehidupan mereka dan membutuhkan kontak terus-menerus.  Saat mereka menghabiskan waktu dengan orang lain, kamu merasa resah, mengirim pesan terus-menerus, mengalami kecemburuan, dan meminta bukti bahwa mereka setia

11. Kamu terus-menerus mencari kesempurnaan dalam diri pasangan, meskipun kamu tahu kesempurnaan itu tidak mungkin. Kamu menemukan kesalahan dengan setiap hal kecil yang mereka lakukan, dari cara mereka memasak hingga pakaian yang mereka kenakan.  Pasangan kamu akhirnya menyerah mencoba dan putus dengan kamu

12. Kamu menghabiskan banyak waktu, mencoba meyakinkan diri sendiri bahwa hubungan itu sempurna, meskipun sebenarnya tidak.  Ketika pasanganmu ingin mengatasi masalah, kamu menghindari topik atau hanya mengatakan: "aku tidak berpikir kita memiliki masalah, itu akan hilang."  Pasangan Kamu menjadi kesal dengan ketidakmampuan mamu untuk menghadapi masalah bersama dan memilih pergi

13. Dendam terhadap pasangan berarti kemarahan kamu tidak pernah benar-benar hilang.  Dibutuhkan banyak energi untuk tetap marah.  Terlepas dari apa lagi yang dilakukan pasangan Kamu, kamu akan selalu kembali pada dendam itu.  Ini adalah cara melindungi diri sendiri dengan mendorong orang lain menjauh

14. Selingkuh juga bisa menjadi tanda kamu melakukan sabotase diri.  Kamu melakukan salah satu hal paling menyakitkan yang dapat kamu lakukan terhadap pasangan dengan harapan mereka akan mengetahuinya dan meninggalkan kamu

15. Kamu selalu berbicara tentang diri kamu dengan cara mencela diri sendiri: "Aku hanya idiot, mengapa kamu bersamaku?"  "Kamu hanya bersamaku karena kamu kasihan padaku," dll.

Ini adalah tanda bahwa kamu memiliki harga diri yang rendah. Meskipun mereka terus-menerus meyakinkamu bahwa kamu baik, kamu terus-menerus menjatuhkan diri sendiri hingga akhirnya mereka mungkin menyerah dan pergi.


Menurut Schilling, ada tiga keyakinan yang dapat mendukung self-sabotage dalam relationship :

1. Keyakinan tentang diri sendiri -- 'Saya tidak pantas mendapatkan kebahagiaan, saya tidak berguna dalam hubungan, saya hanya akan mengacaukannya, saya lebih baik melajang.'

2. Keyakinan tentang pria dan wanita -- 'Semua pria/wanita selingkuh, mereka akan menghancurkan hatiku, mereka selalu pergi pada akhirnya.'

3. Keyakinan tentang hubungan -- 'Bagaimana jika sesuatu yang lebih baik datang?, suatu hubungan akan menghambat kemandirian saya, saya tidak punya waktu untuk suatu hubungan.'


- Di lingkup keluarga dan pertemanan :

1. Tidak suka mendiskusikan ide atau perasaan pribadi dengan teman atau keluarga

2. Menghindari meminta bantuan, terutama ketika menghadapi masalah emosional

3. Menghindari situasi sosial, pesta, dan bentuk pertemuan sosial lainnya dengan teman dan keluarga

4. Menghindar atau meminimalisir kontak 

5. Merasa tidak layak untuk dicintai, bahagia, atau sukses

6. Takut gagal terus menerus

7. Perfeksionis

8. Standar terlalu tinggi

9. Sikap yang sangat menghakimi (baik terhadap diri sendiri maupun orang lain)

10. Berlindung dalam pekerjaan, dengan merugikan aspek kehidupan lainnya


Cara mengatasi self-sabotage :

1. Introspeksi, identifikasi situasi ketika kita sedih atau takut tentang kemungkinan hasil emosi negatif tertentu

2. Identifikasi apa yang memicu keadaan tersebut

3. Berolahraga secara rutin, tidur yang cukup dan diet seimbang. Hal-hal tersebut berperan untuk keadaan65 emosional yang lebih positif, lebih banyak sumber daya mental untuk mengelola stres dan tingkat kepercayaan diri yang lebih tinggi

4. Berkomunikasi dengan keluarga dan teman, bahkan jika itu menyakitkan dan membuat tidak nyaman

5. Pelajari dan identifikasi setiap emosi yang muncul. Studi menunjukkan bahwa menamai emosi dan ketakutan sangat mengurangi dampaknya. Di akhir artikel akan saya sertakan link yang menjelaskan berbagai macam emosi 

6. Tetapkan tujuan di mana kamu perlu menghadapi ketakutan kamu untuk secara bertahap mengatasinya (seperti berbicara dengan teman dan keluarga, lebih sering keluar, lebih mempercayai orang, dan sebagainya)

7. Evaluasi kemajuan secara berkala dan sesuaikan perilaku menuju hasil yang lebih positif dan bermanfaat


Bagaimana? Apakah kalian pernah melakukan self-sabotage? Atau mungkin ada orang disekitar kalian yang sedang melakukannya? Jika kalian menemukan mereka, coba dampingi dan ingatkan dengan cara yang halus dan baik. Ingatkan juga mengenai konsekuensi yang akan mereka dapat jika terus menerus melakukan hal yang sama. Jangan menghakimi mereka, karena mereka sebenarnya juga seorang korban. Have a nice day ^_^


Daftar emosi :

https://designepiclife,com/list-of-emotions/ (ganti koma dengan titik)


Sumber :

https://www,google,com/amp/s/www,psychologytoday,com/us/blog/unlock-your-true-motivation/202003/what-are-your-self-sabotage-triggers%3famp

https://medium,com/@learnstuff,io/emotional-self-sabotage-c9744aecff51

https://www,verywellmind,com/are-you-sabotaging-your-relationship-4705235

https://www,google,com/amp/s/ideas,ted,com/why-we-sabotage-romantic-relationships-and-what-we-can-do-about-it/amp/

https://www,huffingtonpost,com,au/2017/11/01/self-sabotage-how-we-stop-ourselves-from-dating-successfully_a_23263914/

Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Cinta Itu Apa? ._.

ACAK | Mungkinkah? Atau Hanya Istilah yang Dibuat atas Keterbatasan Manusia?